Dapur Redaksi
Dewan Redaksi: Brigjen TNI (purn) Dasiri Musnar, Kombes Pol (purn) H Busri Zen, SH, Drs Salman K Memet, Syafril Ucok, Syahdanur AM, Furnawelly,
Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab: Susi Suzanna
Pemimpin Perusahaan : Sendu Armi, S.Kom
Wartawan Padang : NY Kampai, Fratello Andalas, Roni Putra
Wartawan Solok Selatan : Rinaldi.
Pesisir Selatan : Soldi.
Padang Panjang : Rinaldi Ce.
Kabupaten/Kota Pariaman : Amiruddin
Kabupaten Pesisir Selatan : Jon Efendi.
Pasaman Barat: Arafat
Kabupaten Tanah Datar : Anton.
Payakumbuh dan Lima Puluh Kota : Nur Akmal (Kepala Biro)
Payakumbuh dan Lima Puluh Kota : Junaidi Putra
Biro Jakarta : Indra Chaniago, Kadar Santoso, Nasrul Abang.
Kini, Tabloid Bijak tak hanya muncul sebagai media cetak, tetapi juga muncul di dunia online, sejak 25 April dengan web;www tabloidbijak.com.
Kantor tabloid Bijak di Padang diserbu dan dihancurkan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Padang (UNP). Awalnya, sekitar 130 orang mahasiswa, alumni, dan dosen FIK dating dengan dua bus kota dan sejumlah mobil pribadi ke kantor tabloid tersebut (7/7). Pada hari itu dijanjikan akan ada pertemuan antara pihak FIK dengan redaksi tabloid Bijak untuk membicarakan tentang berita yang dimuat tabloid bijak edisi 3-9 Juli 2000 yang berjudul “Sarjana Olahraga Rusak Prestasi Sumbar”. Namun, ketika rombongan FIK datang, kantor tabloid Bijak sepi. Ini memancing emosi mereka. Sehingga mereka lantas menghancurkan pintu, dinding dan semua kaca kantor tabloid tersebut. Mereka juga menghancurkan peralatan kerja, komputer dan scanner di dalam kantor.
Penyerbuan ini sendiri diawali dengan berita yang dimuat tabloid Bijak edisi 3-9 Juli 2000 yang berjudul “Sarjana Olahraga Rusak Prestasi Sumbar”. Berita ini berisi laporan khusus tentang kegagalan Sumbar di arena PON Surabaya. Kontingen Sumbar pulang tanpa membawa satu pun medali emas. Salah seorang sumber berita (Syamsuar Syam) menyatakan bahwa sarjana olah raga jebolan IKIP Padang (UNP) tak ada gunanya. Mereka hanya pandai berteori. Mereka terjun ke dunia olahraga untuk mencari nafkah tambahan. Berita inilah yang kemudian dianggap oleh mahasiswa, alumni dan dosen FIK UNP mencemarkan nama baik mereka. (Sumber: Republika, 8/7/2000)