Masih Ada Warga Disekitar Perkebunan Sawit PT Grasindo Minang Plantation Hidup Miskin
TABLOIDBIJAK.COM (Pasaman Barat)—– Walau sudah 16 tahun tanah sawit itu di mekarkan, namun masih banyak masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan, buktinya Bulkaini (67) harus rela hidup di pinggiran perkebunan Kelapa Sawit milik PT. Grasindo Minang Plantation, Jorong Tanjung Pangkal, Nagari Persiapan Tanjung Pangkal, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar).
Hasil investigasi awak media dilapangan, Rabu (18/3) terlihat Bulkaini bersama putrinya. Mereka berdua harus rela berjuang melawan kehidupan yang begitu keras dari waktu ke waktu, hari ke hari, namun mereka sabar walaupun dengan kehidupan seadanya.
“Beginilah kehidupan kami pak, namun apa boleh buat, ini sudah menjadi garis tangan kami, namun bagaimana lagi kami akan jalani kehidupan ini walaupun pahit,”katanya sembari meneteskan air mata.
Dalam kehidupan keseharian, lanjut Bulkaini, untuk bertahan hidup dirinya harus menanam sayur serta bermata pencaharian mencari ikan, itupun dengan peralatan seadanya, namun ia tetap harus berusaha untuk menyambung kehidupan dari hari ke-hari, walau keberuntungan belum berpihak.
Dikatakan, walau tempat tinggal seadanya, rumah berlantaikan tanah, berdindingkan papan berlobang-lobang, ketika malam tiba, ia dan putrinya harus merasakan dinginnya hembusan agin malam, bukan lagi menembus kulit, akan tetapi sudah menembus tulang, itu sudah menjadi hal yang biasa, sebab sudah puluhan tahun ia rasakan dan tinggal disana.
Sementara salah seorang Masyarakat setempat, Ipendi (40) sangat menyangkan, kalau Bulkaini seharusnya menjadi perhatian Pemerintah, Baik Pemerintah Nagari dan Pemerintah Daerah, sehingga mereka merasakan apa yang telah menjadi hak mereka sebagai masyarakat NKRI.
Diakuinya, kalau ia memang tidak memiliki dokumen, baik itu Kartu Keluarga, (KK) maupun domomen Kartu Tanda Pengenal (KTP) namun ia sudah tinggal di pinggiran areal perkebunan PT. Grasindo puluhan tahun.(Arafat)